Rabu, 16 Maret 2011

Kamera Super Kecil Seukuran Butir Garam

Jakarta - Sekecil apa pun ukuran kamera mini yang ada sekarang, tampaknya terkalahkan oleh kamera microscopic asal Jerman ini. Dikembangkan oleh para ilmuwan di Fraunhofer Institute, kamera tersebut berukuran super kecil, setara dengan sebutir garam. Wow!

Bayangkan, kamera yang dikembangkan bersama perusahaan sensor gambar Awaiba ini berukuran total 1x1x1 milimeter. Di dalamnya ditanamkan sensor gambar dan pada bagian atasnya terdapat lapisan lensa. Tim peneliti mengklaim, ini adalah kamera terkecil yang pernah ada di dunia.

Dikutip detikINET dari Crunch Gear, Senin (14/3/2011), kamera beresolusi 250x250 ini bekerja dengan mengirikam sinyal melalui kabel elektrik yang terdapat di dalam kabel optik fiber.

Mengingat ukurannya yang begitu kecil, lantas untuk apa kamera ini? Disebutkan tim peneliti, kamera yang mereka ciptakan ditujukan untuk kepentingan medis. Itu sebabnya, kamera ini bersifat sekali pakai dan diupayakan agar harganya cukup terjangkau.

"Ini membuatnya ideal untuk praktik endoscopy. Ukuran yang super kecil memungkinkan kamera ini dipakai untuk mendeteksi gerak dan lain sebagainya," kata juru bicara tim.

Untuk diketahui, endoscopy adalah kegiatan medis yang memeriksa dan meneliti bagian dalam tubuh menggunakan sebuah alat yang dinamakan endoscope.

Diharapkan pada 2012, kamera ini sudah siap dipasarkan. Bukan untuk aplikasi consumer, sesuai dengan tujuannya kamera ini dijual terbatas untuk kalangan medis.

sumber : detikinet.com

Wiih, Kamera Tangkap Gambar Tembus Pandang


(Ist)

Jakarta
- Para ilmuwan bidang sains dan teknologi di Missouri University mengembangkan sebuah kamera yang memiliki cara kerja sama seperti pemindai tubuh di bandara. Jadi, kamera ini bisa menangkap gambar tembus pandang!

Reza Zoughi, tim yang memimpin proyek pengembangan kamera ini menyebutkan, teknologi kamera yang telah mereka patenkan ini menggunakan sinyal gelombang mikro dan millimeter yang 'mengintip' materi di balik sebuah bahan atau struktur secara real time.

"Dalam waktu dekat, teknologi ini bisa diatur untuk kebutuhan pemeriksaan penting, termasuk diantaranya mendeteksi kerusakan dalam bahan thermal insulating yang ditemukan pada busa dan lantai pesawat serta struktur ruang habitat pesawat ang tengah mengalami panas," kata Zoughi dikutip detikINET dari Big News Networks, Kamis (10/3/2011).

Teknologi ini juga bisa membantu para ahli medis mendeteksi dan memonitor berbagai jenis kondisi kulit manusia termasuk diantaranya menemukan kanker dan mempelajari jenis kulit terbakar.

"Ini pun dapat dimanfaatkan personel keamanan di bandara untuk mengetahui barang terlarang yang diselundupkan," tambah Zoughi.

Disebutkannya pula, kamera ini dapat menghasilkan objek gambar secara fokus, dalam kecepatan hingga 30 gambar per detik.

Canggih, 'Lab Super Mini' Ada di Dalam Tubuh!


Lab mini (kanan)

Jakarta - Ketimbang harus membawa pasien ke laboratorium, para ilmuwan di Massachusetts Institute of Technology (MIT), Amerika Serikat (AS), lebih memilih memasukkan sebuah 'lab' berukuran super mini ke dalam tubuh pasien tersebut.

Canggihnya, 'lab' ini ditaruh di dalam kapsul kecil yang kemudian ditanamkan dalam tubuh pasien. Dikutip detikINET dari Science Popular, Rabu (16/3/2011), lab tersebut digunakan untuk mendeteksi tumor, kerusakan jantung, bahkan potensi serangan jantung di dalam tubuh pasien.

Saking kecilnya ukuran miniatur lab tersebut, para peneliti atau dokter bisa menanamkannya melalui jarum suntik pada saat melakukan biopsi atau pemeriksaan normal.

Selanjutnya, alat ini dibiarkan di dalam tubuh, mengamati setiap perkembangan yang terjadi di dalam tubuh dan mengirim laporannya ke sebuah komputer untuk dianalisa oleh dokter.

Bagian dalam 'lab mini' diisi oleh partikel nano yang mengandung semacam antibody yang secara khusus dirancang agar bisa terikat dengan molekul spesifik, seperti yang dihasilkan oleh jenis tumor tertentu atau sel otot hati yang rusak.

Terdapat pula membran berpori yang menjaga partikel nano sementara molekul lain dari dalam tubuh melewatinya. Nah, kemudian dokter bisa mengecek kelompok partikel tersebut dengan Magnetic Resonance Imaging (MRI) sederhana.

Dari sini, bisa ditentukan tingkat kepadatan kelompok molekul tertentu dan dokter bisa mendeteksi keberadaan tumor terdekat yang sedang tumbuh atau menyusut. Atau, dalam kasus pasien penderita jantung, dokter bisa memonitor adanya serangan jantung yang tidak diketahui atau tanda-tanda kerusakan jaringan jantung.

sumber : detikinet.com

Ayo Gabung

Buat loe-loe pada yang mo gabung ataw langganan artikel blog gw, Youwiss..cepetan tunggu apa lagi ?????
Langsung aja okey!